Tabloidtipikor.id Batam Kepri - Semakin menggilanya pemberangkatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) berpaspor wisata melalui pelabuhan Internasional Batam center dan pelabuhan Harbour Bay, kuat dugaan pungli karena adanya suap menyuap terhadap para petugas yang bertugas di kedua pelabuhan tersebut dari para calo yang mengurus pemberangkatan PMI.
Hal ini di sampaikan oleh Ipoel Suryadi Ketua Harian Aliansi Lsm dan Ormas Kepulauan Riau (Kepri) di Kota Batam kepada beberapa awak media usai Investigasi bersama di kedua pelabuhan tersebut pada minggu (11.09.2022).
Hasil penelusuran bersama awak media di kedua pelabuhan tersebut ternyata penyebab membludaknya permintaan paspor selama ini di kota Batam, salah satu penyebab nya disebabkan oleh banyaknya pemberangkatan PMI melalui Kota Batam dengan menggunakan Paspor Wisata.
"Kita mohonkan atensi dari bapak Kapolda Kepri dan Kapolresta barelang segera usut hal tersebut dengan melibatkan tim saber pungli" kata Ipoel.
Sumber lain yang di temui oleh awak media di kedua pelabuhan tersebut, mengatakan Setiap harinya pemberangkatan PMI non stop karena sudah terkoordinasi dengan rapi oleh semua pihak (tiket berangkat,Cop Paspor, sampai naik kapal) yang kordinir secara kolektif termasuk melibatkan agen kapal, setelah kapal berangkat agen kapal membagikan paspor PMI dalam kapal.
Ipoel juga mengatakan dari hasil temuan bersama awak media oleh sumber dan Investigasi di kedua pelabuhanan tersebut benar adanya yang di lakukan Oknum- oknum imigrasi sebagai aktor pemberangkatan PMI yang terorganisir dan tersusun rapi di endus pihat terkait di kota Batam.
" wajar saja jika ada yang mengatakan bahwa oknum imigrasi pada kedua pelabuhan tersebut sebagai aktor pemberangkatan PMI, sebab mereka memiliki kewenangan bisa atau tidak nya PMI di berangkatkan. mereka mengetahui dan terlibat langsung, issue yang berhembus dilapangan setiap bulan para calo membagikan uang Tutup mulut untuk oknum wartawan, adapun calo tersebut berinisial H.
Saya berharap Tim saber pungli tangkap para pelaku, karena pengiriman PMI tidak secara prosedural sama saja seperti trapiking (penjualan manusia), sesuai dengan program Bapak Kapolri jenderal pol Listyo Sigit Prabowo polisi presisi ."Ujar Ipoel.
Hal senada juga di sampaikan Paul lein aktivis kota Batam kepada beberapa media mengatakan, Menyangkut PMI inikan menyangkut nama baik bangsa Indonesia yang bekerja di luar negeri tidak memiliki ijin kerja, tentunya sangat di sayangkan.
Dari hasil investigasi kita ternyata Setiap PMI yang akan berangkat di minta uang sebesar Rp 6jt sampai 7jt oleh para calo, sedang kan untuk untuk pengurusan dokumen paspor ada calo tertentu yang mengurusnya selama ini bekerja sama dengan oknum imigrasi.
"Dalam waktu dekat kita akan ajukan Rapat Dengan Pendapat (RDP) Kepada DPRD kota Batam agar semua terbuka siapa yang bermain" Ungkap Paul.
Untuk mengisi pemberitaan yang berimbang awak media konfirmasi kepada Kepala imigrasi Batam Subki Miuldi,S Kom, MH,melalui Wa tidak di balas dan Bungkam hanya membaca .
Untuk kepentingan berita berlanjut awak media berupaya meminta konfirmasi dan tanggapan dari kementerian hukum dan hak asasi manusia sebagai instansi yang membawahi imigrasi.( TIM )